Senin, 18 Oktober 2010

Manusia


MANUSIA

Manusia secara fisik mempunyai perbedaan dengan makhluk lain (hewan ataupun tumbuhan, dll.) dan mempunyai suatu keistimewaan yaitu akal. Dari perbedaan fisik yang terlihat antara makhluk lain dengan manusia, berarti manusia itu mempunyai kriteria tertentu yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya meskipun mungkin secara fisik ada makhluk lain yang hampir mirip dengan manusia. Tapi itu belum tentu manusia karena manusia itu seperti tadi yang telah dijelaskan mempunyai kriteria tertentu. Kriteria tersebut bisa kita lihat dari fisik (mulai dari ujung kaki hingga kepala dan rambut). Akan tetapi, atas anugerah Yang Maha Kuasa antara manusia satu dengan lainnya meskipun kriteria yang bisa dikatakan makhluk manusia itu ada, pastilah ada perbedaannya baik itu secara fisik ataupun metafisiknya.
Dari perbedaan antara manusia satu dengan lainnya ini maka timbulah gender, ras, dan perbedaan lain yang disebabkan oleh perbedaan manusia satu dengan yang lainnya.
Jika kita bandingkan secara fisik maupun metafisik antara manusia dengan makhluk lainnya, bisa dikatakan bahwa kesamaan yang dimiliki oleh semuanya adalah bahwa semuanya merupakan makhluk yang diciptakan oleh yang menciptakan (Kholik). Selain itu, kesamaan dari makhluk hidup adalah bahwa semuanya pasti akan mati.
Akan tetapi, jika kita melihat perbedaan dari kesamaan yang telah diungkapkan di atas jelas sangat banyak perbedaannya. Perbedaan itu diantaranya yang paling mendasar menurut kami adalah bahwa manusia mempunyai akal sedangkan makhluk lainnya tidak.

Senin, 11 Oktober 2010

Profesi Pendidikan " Pengertian (profesi, profesional, profesionalisme), sikap terhadap profesi, dan kode etik profesi "


Pengertian (profesi, profesional, profesionalisme), sikap terhadap profesi, dan kode etik profesi.

Jakata, 5 Oktober 2010

Arti Profesi Terbagi Menjadi 2, Yaitu:
• Umum : Sering Kita Artikan Dengan “Pekerjaan” Atau “Job” Kita Sehari-Hari.
• Khusus : “Jabatan Seseorang Walau Profesi Tersebut Tidak Bersifat Komersial”.

CIRI KHAS PROFESI
Menurut Artikel Dalam International Encyclopedia Of Education, Ada 10 Ciri Khas Suatu Profesi, Yaitu:
1. Suatu Bidang Pekerjaan Yang Terorganisir Dari Jenis Intelektual Yang Terus Berkembang Dan Diperluas.
2. Suatu Teknik Intelektual.
3. Penerapan Praktis Dari Teknik Intelektual Pada Urusan Praktis.
4. Suatu Periode Panjang Untuk Pelatihan Dan Sertifikasi.
5. Beberapa Standar Dan Pernyataan Tentang Etika Yang Dapat Diselenggarakan.
6. Kemampuan Untuk Kepemimpinan Pada Profesi Sendiri.
7. Asosiasi Dari Anggota Profesi Yang Menjadi Suatu Kelompok Yang Erat Dengan Kualitas Komunikasi Yang Tinggi Antar Anggotanya.
8. Pengakuan Sebagai Profesi.
9. Perhatian Yang Profesional Terhadap Penggunaan Yang Bertanggung Jawab Dari Pekerjaan Profesi.
10. Hubungan Yang Erat Dengan Profesi Lain.

Kode Etik Profesi
• Kode : Tanda-Tanda Atau Simbol-Simbol Yang Berupa Kata-Kata, Tulisan Atau Benda Yang Disepakati Untuk Maksud-Maksud Tertentu.

• Kode Etik : Yaitu Norma Atau Azas Yang Diterima Oleh Suatu Kelompok Tertentu Sebagai Landasan Tingkah Laku Sehari-Hari Di Masyarakat Maupun Di Tempat Kerja.


• Kode Etik Profesi : Pedoman Sikap, Tingkah Laku Dan Perbuatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Dalam Kehidupan Sehari-Hari.

TUJUAN KODE ETIK PROFESI
1. Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi.
2. Untuk Menjaga Dan Memelihara Kesejahteraan Para Anggota.
3. Untuk Meningkatkan Pengabdian Para Anggota Profesi.
4. Untuk Meningkatkan Mutu Profesi.
5. Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi.
6. Meningkatkan Layanan Di Atas Keuntungan Pribadi.
7. Mempunyai Organisasi Profesional Yang Kuat Dan Terjalin Erat.
8. Menentukan Baku Standarnya Sendiri.
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
1. Memberikan Pedoman Bagi Setiap Anggota Profesi Tentang Prinsip Profesionalitas Yang Digariskan.
2. Sebagai Sarana Kontrol Sosial Bagi Masyarakat Atas Profesi Yang Bersangkutan.
3. Mencegah Campur Tangan Pihak Di Luar Organisasi Profesi Tentang Hubungan Etika Dalam Keanggotaan Profesi. Etika Profesi Sangatlah Dibutuhkan Dlam Berbagai Bidang.

PENGERTIAN PROFESIONALISME ?
PROFESIONALISME Atau Dalam Istilah Profesion Yang Mengandung
Dua Unsur Yaitu :
1 . Unsur Keahlian ( Kecakapakan Teknik )
2 . Unsur Panggilan ( Kematangan Etika )
Sehingga Seorang “Profesional” Harus Memadukan Dalam Diri Pribadinya Kecakapan Teknik Yang Diperlukan Untuk Menjalankan Pekerjaannya, Dan Juga Kematangan Etik.
Suatu Tingkah Laku, Suatu Tujuan Atau Suatu Rangkaian Kwalitas Yang Menandai Atau Melukiskan Coraknya Suatu “Profesi”.

Ciri Ciri Prefosionalisme
1. Profesionalisme Menghendaki Sifat Mengejar Kesempurnaan Hasil (Perfect Result), Sehingga Kita Di Tuntut Untuk Selalu Mencari
Peningkatan Mutu.
2. Profesionalisme Memerlukan Kesungguhan Dan Ketelitian Kerja Yang Hanya Dapat Diperoleh Melalui Pengalaman Dan Kebiasaan.
3. Profesionalisme Menuntut Ketekunan Dan Ketabahan, Yaitu Sifat Tidak Mudah Puas Atau Putus Asa Sampai Hasil Tercapai.
4. Profesionalisme Memerlukan Integritas Tinggi Yang Tidak Tergoyahkan Oleh “Keadaan Terpaksa” Atau Godaan Iman Seperti Harta Dan Kenikmatan Hidup.
5. Profesionalisme Memerlukan Adanya Kebulatan Fikiran Dan Perbuatan, Sehingga Terjaga Efektivitas Kerja Yang Tinggi.

Bagaimana Jiwa Seorang Yang Proefesionalisme
Seorang Professional Adalah Seseorang Yang Gairah Kerjanya Sangat Mengagumkan. Ia Adalah Seorang Yang Realistis, Yang Menyadari Kemungkinannya Membuat Kesalahan. Akan Tetapi Ia Cukup Bijaksana Pula Untuk Tidak Membuat Kesalahan Yang Sama Sampai Dua Kali.

Seorang Profesional Adalah Orang Yang Cukup Jujur Mengakui Kegagalannya, Tetapi Juga Mampu Mengatasi Rasa Putus Asanya, Dan Cukup Tabah Untuk Mencoba Lagi Usahanya Sampai Berulang Kali. Ia Memiliki Kemampuan Untuk Membedakan Mana Yang Penting Dan Mana Yang Tidak Penting. Akan Tetapi Cukup Bijaksana Untuk Menanggulangi Segala Kesulitan Yang Timbul.
Seorang Profesional Itu Penuh Daya Cipta, Tetapi Tidak Eksentrik. Ia Berani Mencoba Sesuatu, Tetapi Tidak Pula Sembrono. Ia Mengabdikan Diri Penuh, Tetapi Tidak Pula Fanatik.

Seorang Profesional Adalah Seorang Yang Senantiasa Merampungkan Pekerjaannya Sampai Berhasil.

Profesional
1 . Orang Yang Tahu Akan Keahlian Dan Keterampilannya.
2 . Meluangkan Seluruh Waktunya Untuk Pekerjaan Atau Kegiatannya Itu.

3 . Hidup Dari Situ.
4 . Bangga Akan Pekerjaannya.

Seseorang Yang Hidup Dengan Mempraktekkan Suatu Keahlian Tertentu Atau Dengan Terlibat Dalam Suatu Kegiatan Tertentu Yang Menurut Keahlian,
Seorang Yang Dikatakan Profesional Adalah Mereka Yang Sangat Kompeten Atau Memiliki Kompetensikompetensi Tertentu Yang Mendasari Kinerjanya.

Menurut Prof. Edgar Shine Yang Dikutip Oleh Parmono Atmadi (1993), Sarjana Arsitektur Pertama Yang Berhasil Meraih Gelar Doktor Di Indonesia, Merumuskan Pengertian Professional ;
1. Bekerja Sepenuhnya (Full Time) Berbeda Dengan Amatir Yang Sambilan
2.Mempunyai Motivasi Yang Kuat.
3. Mempunyai Pengetahuan (Science) Dan Keterampilan (Skill)
4. Berorientasi Pada Pelayanan ( Service Orientation )
5. Mempunyai Hubungan Kepercayaan Dengan Klien
6. Berasosiasi Professional Dan Menetapkan Standar Pendidikan
7. Mempunyai Kekuasaan (Power) Dan Status Dalam Bidangnya.

3 Hal Pokok Dalam Diri Seorang Profesional
• Skill : Berarti Adalah Seseorang Itu Benar-Benar Ahli Dibidangnya.
• Knowledge : Tak Hanya Ahli Di Bidangnya Tapi Ia Juga Menguasai,Minimal Tahu Dan Berwawasan Tentang Ilmu Ilmu Lain Yang Berhubungan Dengan Bidangnya.

• Attitude : Bukan Hanya Pintar Dan Cerdas Tapi Dia Juga Punyaetika Yang Diterapkan Dalam Bidangnya.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Profesi Pendidikan " Gifted Talented "


Jakarta, 28 September 2010

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK CI+BI
ANAK GIFTED-TALENTED

Anak cerdas dan berbakat istimewa yang berasal dari sebutan asli dalam bahasa inggris yaitu gifted-talented adalah kemampuan bawaan berupa potensi yang memerlukan pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis karena dipengaruhi oleh factor:
• Genetic ( nature ) : intelegensi.
• Lingkungan ( nature ) : kreativitas, task komitmen, motivasi.

Berikut adalah perbedaan antara anak pintar dan anak yang berbakat istimewa:

1. Pintar :

• Menjawab pertanyaan dengan benar.
• Berminat dengan sesuatu.
• Punya gagasan yang bagus dan popular.
• Bekerja keras untuk sukses ujian.
• Menjawab soal sesuai pertanyaan.
• Dipuncak daftar siswa berprestasi.
• Suka linearitas.

2. Bakat Istimewa

• Mempersoalkan pertanyaan.
• Penasaran.
• Aneh, konyol, dan diluar keumuman.
• Hasil ujian bagus, jarang belajar.
• Meperluas konteks jawaban.
• Di luar kompleks, berprestasi normal.
• Gemar kompleksitas.

Tipe anak gifted

• Succesfull.
• Penantang.
• The underground.
• Dll.

“ Implikasi “

• Memiliki kelebihan dalam kecepatan menjawab soal.
C1 : Pengetahuan, C2 : Pengalaman, C3 : Aplikasi, memerlukan desain pembelajaran lebih cepat.
• Mereka memerlukan kurikulaum yang berbeda dirancang untuk mengatasi karakteristik, kebutuhan, kemampuan dan minat.
• Kurikulum dasar yang telah dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan.

Populasi anak CI+BI
Hanya 2% dari populasi sedangkan di Indonesia punya 1,3 juta orang.

Kemampuan anak CI+BI

• Filosofi.
• Social science.

Contoh karya Anak berkemampuan istimewa:

• Kartun.
• Menganalisis.
• Peta.
• Koreografer.

Salah paham tentang anak CI+BI

• Seringkali dianggap anak nakal, susah diatur karena orang tua, guru / sekolah tidak mengenali potensi mereka.
• Pernyataan IQ, hanya menyumbang 20% terhadap keberhasilan.
• Seringkali diasumsikan sama dengan anak pintar ( high Achiever ), padahal karakteristik gifted berbeda dengan high achiever.

Apabila anak berbakat salah diajarkan/ pelayanan tidak tepat

• Stress akademik.
• Under achiever.
• Drugs.
• Teroris.

Macam layanan pendidikan

1. Center based acceleration

Pemberian materi, keterampilan dan pemahaman yang lebih tinggi dari materi yang diberikan pada kelas yang sedang diikuti oleh siswa

2. Grade based acceleration

Jangka waktu menyelesaikan sekolah lebih cepat

3. Pengayaan dan Pendalaman ( enrichment )


Asal muasal istilah Gifted

Di tataran publik istilah gifted pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton (saudara sepupu pencetus teori evolusi Charles Darwin) pada tahun 1869. Gifted dalam pengertian yang diperkenalkan oleh Galton pada masa itu merujuk pada suatu bakat istimewa yang tidak lazim dimiliki oleh manusia biasa yang ditunjukkan oleh seorang individu dewasa. Titik tekan konsepsi keberbakatan istimewa menurut Galton ada pada berbagai bidang. Ia memberi contoh seperti ahli kimia Madame Curie sebagai gifted chemist (ahli kimia dengan bakat luar biasa atau istimewa). Menurut Galton keberbakatan istimewa ini adalah sesuatu yang sifatnya diwariskan. Artinya keberbakatan istimewa adalah sesuatu potensi yang menurun (genetically herediter). Anak-anak yang menunjukkan suatu bentuk bakat yang istimewa ini kemudian lazim disebut sebagai gifted children.

Dalam perkembangannya, Lewis B.Terman, seorang ahli psikologi dan psikometri dari Universitas Standford memperluas pandangan Galton tentang keberbakatan istimewa menjadi termasuk juga di dalamnya individu-individu dengan kapasitas kognitif atau intelektual yang sangat tinggi. Sebagai perumus dan originator tes intelegensi Stanford Binet, Lewis Terman benar-benar terobsesi dengan fenomena anak-anak gifted ini. Di awal tahun 1900-an ia bersama koleganya di universitas Stanford mulai melakukan penelitian panjang tentang anak-anak gifted. Dari hasil studinya ini Terman kemudian merumuskan konsepsinya tentang arti keberbakatan istimewa atau giftedness. Ia memberikan batasan bahwa anak-anak Gifted adalah anak-anak yang memiliki kapasitas kognitif sebagaimana terukur dengan tes intelegensi Stanford Binet, berada pada kisaran skor IQ di atas 140. Berdasarkan penelitiannya Terman juga meyakini bahwa meski anak-anak gifted ini di kemudian hari pada umumnya sukses sebagai orang-orang dewasa di berbagai bidang profesi, tetapi kesuksesan mereka tersebut tak semata disebabkan oleh karena kapasitas kognitif mereka yang sangat tinggi tetapi juga disumbangkan oleh faktor-faktor non kognitif yang mereka miliki seperti semangat, motivasi, komitmen, ketekunan, dan keberanian mengambil risiko.
Pada tahun 1926 Leta Hollingworth, seorang ahli psikologi pendidikan Amerika Serikat, merilis bukunya yang dikemudian hari menjadi salah satu buku legendaris dalam khazanah literatur tentang keberbakatan istimewa yang bertajuk ”Gifted Children, Their Nature and Nurture” . Dalam buku ini ia mengemukakan pendapatnya bahwa meski potensi keberbakatan istimewa adalah sesuatu yang sifatnya menurun tetapi tanpa adanya pola pengasuhan dan ketersediaan lingkungan yang mendukung maka potensi keberbakatan istimewa tersebut hanya akan tinggal potensi, tak akan pernah teraktualisasi. Oleh karena itu pada periode 1930-an ia tampil menjadi penganjur utama tentang perlunya orang tua memberikan pola asuh dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak dengan bakat istimewa untuk dapat mengaktualisasikan potensinya. Karena masifnya kampanye yang dilakukan oleh Leta Hollingworth inilah maka sejak saat itu istilah gifted selalu dipergunakan orang untuk merujuk pada potensi yang sangat tinggi yang dimiliki oleh seorang anak atau individu.
Pada dekade 1970-an, Jozeph Renzulli dari Universitas Connecticut mengajukan konsepsinya tentang keberbakatan isitmewa dalam teorinya yang terkenal kemudian sebagai The Three Rings of Giftedness. Pokok konsepsi dari teori Renzulli ini adalah keberbakatan istimewa baru akan dapat muncul dan teraktualisasikan jika terdapat 3 traits (sifat) utama yang terdapat atau muncul pada diri seorang individu. Ke-3 traits itersebut adalah :

1. Potensi kognitif atau kapasitas intelektual yang berada pada kisaran di atas rata-rata (High Potential Ability).
2. Dorongan atau motivasi yang kuat untuk meraih tujuan (task commitment).
3. Kreatifitas (creativity).

Menurut Renzulli selama ketiga traits tersebut tidak dapat ditunjukkan (dimiliki) oleh seorang anak atau individu maka maka belumlah dapat disebut sebagai anak atau individu dengan bakat istimewa (gifted child). Renzulli memberi contoh bahwa Albert Einstein adalah prototipe yang sangat tepat bagi individu dengan bakat istimewa (gifted). Selain memiliki kapasitas intelektual yang sangat tinggi, Einstein juga dikenal sebagai individu yang sangat memiliki motivasi tinggi untuk meraih apa yang dia inginkan. Selain itu sifat kreatifnya juga sangat kental tatkala ia merumuskan teori relatifitasnya yang sangat terkenal (dimana pada saat itu tak banyak orang yang menyetujuinya). Di sini nampak jelas Einstein sebagai seorang jenius yang punya imajinasi dan kreatifitas diluar keumuman.

Ahli psikologi perkembangan dan psikometri kontemporer dari Amerika Serikat Linda K. Silverman juga mengajukan konsepsi tentang keberbakatan istimewa. Konsepsi yang diajukannya agak berbeda dengan ahli-ahli sebelumnya. Dalam konsepsinya yang terkenal dengan teori Asynchronous Development (perkembangan yang tidak serasi), ia menyebutkan bahwa dimensi terpenting dari adanya keberbakatan istimewa adalah adanya fenomena tumbuh kembang yang tidak serasi dalam diri seorang anak atau individu. Perbedaan utama konsepsi yang diajukan oleh Linda Silverman dengan ahli-ahli sebelumnya adalah jika ahli-ahli sebelumnya hanya melihat keberbakatan istimewa dari sudut pandang bakat atau potensi yang sangat tinggi (istimewa) yang ditunjukkan atau dimiliki oleh seorang anak atau individu, maka Linda Silverman menambahkan satu aspek lain yang sangat penting yaitu aspek emosi. Jadi selain dilihat dari sudut pandang potensi yang sangat tinggi (istimewa) yang dimiliki oleh seorang anak atau individu maka pola perkembangan anak atau individu dari aspek intelegensi, emosi, dan fisik juga sangat perlu mendapat perhatian khusus. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya ia menyebutkan bahwa ternyata pola perkembangan anak atau individu yang memiliki bakat istimewa (gifted) jauh berbeda dengan pola perkembangan anak-anak normal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Lebih jauh konsepsi Linda Silverman ini kemudian dikembangkan oleh sekelompok orang tua, peneliti, ahli psikologi, dan pendidik yang tergabung dalam kelompok yang menamakan dirinya sebagai the Columbus Group. Menurut mereka batasan atau definisi keberbakatan istimewa adalah :
“ Giftedness atau keberbakatan istimewa adalah suatu pola perkembangan yang tidak sinkron (tidak serasi; asynchronous development ) pada individu-individu tertentu, dimana didalamnya terkombinasi suatu tingkat kemampuan kognitif yang sangat maju yang disertai dengan intensitas emosi (kedalaman perasaan; emotional intensity) yang sangat kuat, yang pada akhirnya menciptakan suatu pola pengalaman dan kesadaran dalam diri individu-individu tersebut yang secara kualitatif sangat berbeda dengan anak-anak lain yang seusianya. Ketidakserasian ini akan semakin meningkat dengan semakin tingginya kapasitas intelektual yang mereka miliki. Keunikan seperti inilah yang pada akhirnya mempersyaratkan adanya suatu pola pengasuhan, pengajaran, dan pembimbingan yang khusus agar proses tumbuh kembang mereka dapat berjalan dengan optimal ” (The Columbus Group, 1991)

Selain batasan sebagaimana diuraikan di atas juga terdapat batasan yang merujuk pada tampilan (performance) akademik yang ditunjukkan oleh seorang anak selama di sekolah. Menurut definisi ini anak-anak berbakat istimewa (gifted) adalah anak-anak yang berada pada kisaran 5%-10% teratas dilihat dari prestasi akademik yang mereka tunjukkan di sekolah. Mengacu pada definisi ini maka anak-anak yang tergolong berbakat istimewa perlu mendapatkan materi belajar dan model pembelajaran yang lebih menantang yang berbeda dengan teman-temannya. Definisi ini meski mudah dalam aplikasinya (khususnya dari aspek identifikasi) tetapi sangat kurang mendapatkan dukungan dari para ahli psikologi, khususnya karena terlalu menekankan pada aspek prestasi namun kurang mempertimbangkan aspek kepribadian dan tumbuh kembang dari anak-anak berbakat istimewa. Selain itu dalam aplikasinya standar kriteria 5%-10% teratas dalam ranah prestasi akademis juga masih diperdebatkan, khususnya dalam hal instrumen apa yang dipergunakan untuk mengukurnya.

Definisi paling mutakhir yang kini menjadi arus utama dan banyak disepakati oleh para ahli, baik dalam ranah psikologi maupun pendidikan adalah teori Gagne yang diperbaharui pada tahun 2003. Teori Gagne ini pada dasarnya menitikberatkan konsepsi keberbakatan istimewa sebagai sesuatu yang merupakan hasil interaksi antara faktor keturunan (genetic) dan faktor tumbuh kembang (developmental) yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping itu salah satu pokok konsepsi keberbakatan istimewa dalam teori Gagne ini adalah keberbakatan istimewa pada prinsipnya bersifat multi domain. Konsepsi inilah yang membedakan secara eksplisit antara teori Gagne dengan teori lain yang cenderung bertumpu pada konsepsi keberbakatan istimewa sebagai semata keberbakatan dalam domain intelektual. Di samping itu teori Gagne juga mendapatkan basis ilmiah yang kuat karena sejalan dengan teori intelegensi paling mutakhir yaitu teori Cattel-Horn-Carrol (2003) yang menyebutkan bahwa kecerdasan sebagai konstelasi kemampuan manusia yang bersifat hirarkis dan multi facet.

Francoys Gagné adalah ahli psikologi pendidikan dari universitas Quebec di Kanada. Menurutnya istilah gifted (potensi istimewa) dan talenta (bakat yang telah berkembang secara sistematis) adalah dua hal yang berbeda. Dalam konsepsi Gagne, istilah Gifted lebih merujuk pada kepemilikan potensi istimewa di dalam satu atau lebih domain kemampuan (natural abilities).
Kemampuan atau potensi alami (Natural Abilities)
Gagné mengajukan 4 domain keberbakatan istimewa yang menurutnya sangat bersifat gentik, yaitu :
• Domain kemampuan intelektual seperti : kemampuan penalaran, mengingat, pengamatan, penilaian situasi, dan meta kognisi
• Domain kreatifitas seperti : imajinasi, orisinalitas, dan kelancaran ide.
• Domain sosio afektif, seperti : perceptiveness, kemampuan berkomunikasi (empati dan diplomasi), dan kemampuan mempengaruhi.
• Domain sensori motor, seperti : kepekaan panca indra, kekuatan fisik, dan koordinasi alat gerak tubuh.

Sedangkan Talenta atau bakat yang telah berkembang secara sistematis adalah bentuk tampilan langsung dari potensi istimewa tersebut yang merupakan hasil dari proses belajar, baik yang bersifat formal maupun informal.

Talenta (Talents)
Talenta dalam konsepsi Gagne adalah bidang-bidang prestasi dimana potensi atau kemampuan alami (natural abilities) akan dapat mewujud. Bidang-bidang prestasi ini antara lain adalah (namun tidak terbatas pada daftar di bawah ini) :
• Bidang akademik,
• Bidang seni,
• Bidang usaha (bisnis),
• Bidang hoby atau kesenangan,
• Bidang hubungan antar manusia,
• Bidang olahraga,
• Bidang teknologi.

Untuk dapat berkembang atau muncul kedalam bentuk talenta maka potensi istimewa yang bersifat alami ini perlu mendapatkan apa yang oleh Gagne disebut sebagai faktor pemercepat (catalyst factor). Selanjutnya Gane merumuskan bahwa faktor pemercepat teresebut terbagi menjadi 3 :

1. Faktor pemercepat dari dalam diri (intra personal catalyst), yang mencakup beberapa karakteristik yang dimiliki oleh individu berbakat istimewa yang dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap proses belajar anak berbakat istimewa tersebut. Karakteristik ini antara lain :
• Kondisi fisik seperti faktor kesehatan,
• Motivasi atau dorongan untuk berprestasi,
• Kemampuan mengelola emosi,
• Sifat-sifat kepribadian (temperamen, kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi dll).

2. Faktor pemercepat dari luar diri (interpersonal atau environmental catalyst). Gagné menyebut ada 4 faktor pemercepat utama yang sangat berpengaruh terhadap proses pengembangan bakat istimewa menjadi talenta yang telah berkembang :
• Milieu (budaya lingkungan tempat tinggal, keluarga).
• Individu atau orang lain.
• Program dan fasilitas .
• Kejadian-kejadian yang dialami selama kehidupan.

Peluang (Chance)
Faktor terakhir yang mempengaruhi kemunculan keberbakatan istimewa adalah faktor peluang. Peluang disini diartikan oleh Gagne sebagai faktor genetika atau keturunan. Dengan kata lain yang akan menentukan kepemilikan dan dalam domain mana keberbakatan istimewa si anak akan muncul adalah faktor gen kedua orang tuanya.
( sumber, giftedindonesia.wordpress.com )

Profesi Pendidikan " “ GAP “ HASIL PENDIDIKAN DENGAN TUNTUTAN LINGKUNGAN EKSTERNAL "


JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2010

“ GAP “
HASIL PENDIDIKAN DENGAN TUNTUTAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

Persoalan pendidikan saat ini sangat mengalami kesenjangan hanya sebuah materi. Teori, dsb. Tanpa adanya kreatifitas yang mahasiswa lakukan.

HASIL PENDIDIKAN

• Textbook / teoritis / orientasi intelektual skill
• Keterampilan menyelesaikan masalah sederhana
• Pembentukan sikap dasar normatif (etika,sopan,santun,disiplin,birokratis)
• Pola hubungan lebih formal, satu arah, dan otokratis
• “ sukses “, hasil / prestasi belajar
• Standar kompetensi basis lokal

TUNTUTAN EKSTERNAL

• Praktis aplikatif /orientasi intelektual dan emotional skill
• Masalah yang dihadapkan lebih complex
• Sikap profesional (demokratis,produktif,/kreatif,inovatif,adatif,melayani)
• Pola hubungan informal , terbuka, dan interaktif
• “ sukses “ hasil prestasi / karya
• Standar kompetensi global

Nilai yang diperoleh itu penting, tapi sebuah proseslah yang menentukan kemampuan.

Kegiatan belajar : harus ada yang berubah secara alami baik fisik maupun mental.


Pertumbuhan Pribadi


Penyelesaian Masalah Belajar Keterampilan hidup


Keterampilan Belajar
Dan Berpikir


Harus ada perasaan solving,
Learning to learn, life skill

Prinsip Hidup
* Be your self
* If you not for yourself
* Who will be for you
* Do your best
* But be prepared for the worst

Apabila ada kegagalan tidak bisa menyalahkan orang lain, maka harus saling membantu dalam proses pembelajaran, karena sebaik-baiknya seorang manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More